Tuesday, February 16, 2016

FLU SINGAPURA



 FLU SINGAPURA PADA ANAK-ANAK





            Kita semua pasti sering mendengar  tentang penyakit flu singapur tapi kita belum tahu apa yang dimaksud dengan flu singapura dan penyebabnya, serta tanda dan gejala. Baiklah dalam artikel ini kita akan membahas flu singapura agar kita semua memahami apa itu penyakit flu singapura. Hand, foot, and mout disease atau disingkat HFMD, jika dibahasa indonesiakan menjadi penyakit KTM (Kaki Tangan Mulut) karena salah satu ciri penyakit ini adalah adanya lepuhan pada kaki, tangan, dan mulut. Kenapa penyakit ini disebut dengan flu singapur karna Virus ini perna menyerang dan mewabah di singapur jadi penyakit ini popular di singapur.  Hand-Foot-Mouth disease adalah penyakit anak-anak yang umum terjadi. Gejalanya berupa luka pada mulut, demam, dan rash. Biasanya disebabkan oleh coxsackievirus A16. Akan tetapi tidak semua anak-anak yang terinfeksi virus ini  menunjukkan ketiga gejala Hand-Foot-Mouth disease ini.

HFMD sering keliru dengan penyakit Foot-and-Mouth disease (Hoof-and-Mouth disease) yang terjadi pada lembu, domba, dan babi. Padahal keduanya merupakan dua macam penyakit yang berbeda dan tidak berhubungan, keduanya disebabkan oleh virus yang berbeda. Manusia tidak dapat tertular penyakit yang diderita oleh binatang dan demikian juga sebaliknya. Penyakit ini sering melanda anak dibawa umur 10 tahun.


Cara Penularan

Penularannya melalui jalur fekal-oral (pencernaan) dan saluran pernapasan, yaitu dari droplet (butiran ludah), pilek, air liur, tinja, cairan vesikel (kelainan kulit berupa gelembung kecil berisi cairan) atau ekskreta. Penularan kontak tidak langsung melalui barang, handuk, baju, peralatan makanan, dan mainan yang terkontaminasi oleh sekresi itu. Tidak ada vektor tetapi ada pembawa (carrier) seperti lalat dan kecoa. Penyakit ini memberi imunitas spesifik, namun anak dapat terkena PTKM lagi oleh virus strain Enterovirus lainnya. Masa Inkubasi 2 - 5 hari. Penyakit ini paling menular dalam satu minggu pertama.


Tanda dan Gejala

1.    Gejala Prodromal (12-36 jam) :

a.    Demam tidak tinggi±38,3 derajat C selama 2-3 hari

b.    Anoreksia/ Gangguan makan

c.    Malaise (feeling sick)

d.    Nyeri perut

e.    Sakit pada mulut dan tenggorokan

f.     Batuk dan pilek

g.    Lesi pada tangan dan kaki; 5-7 hari

h.    Lesi mukosa dan kulit sembuh spontan dalam 5-7 hari

i.   Kadang-kadang : demam tinggi, sangat lemah, diare, atralgia, miokarditis dan pneumonia, meaningoencephalitis.

2.    Adapun gambaran klinik Lesi di mulut :

a.    Macula, vesikel 2-3 mm dasar eritem

b.    Vesikel jarang terlihat, segera menjadi ulkus

c.    Ulkus terasa nyeri ditambah dengan rasa tidak nyaman ketika makan

d.   Jumlah ulkus 5-10

e.   Terlihat pada palatum, mukosa pipi, gusi, lidah, uvula, tonsil.

3.    Adapun gambaran klinik lesi di kulit :

a.  Lokasi khas yaitu tangan, kaki, bokong dan kadang-kadang di lengan.

b.  Jumlah lesi di tangan > jumlah lesi di kaki

c.  Jumlah lesi di dorsal dan sisi samping jari-jari>jumlah lesi di palmar

d.  Makula eritem 2-10 mm kemudian berubah menjadi vesikel sentral oval berwarna abu-abu

e.  Lesi asimtomatik, hilang 3-7 hari

f.   22% cervikal/submandibular limfadenopati.

4.    Gejala yang cukup berat tersebut antara lain :

a.  Hiperpireksia, yaitu demam tinggi dengan suhu lebih dari 39oC.

b.  Demam tidak turun-turun

c.  Takikardia (denyut nadi menjadi cepat)

d.  Takipnea, yaitu napas jadi cepat dan sesak

e.  Anoreksia, muntah, atau diare berulang disertai dehidrasi.

f.   Letargi, lemas, dan terus mengantuk

g.  Nyeri pada leher, lengan, dan kaki.

h.  Kejang-kejang, atau terjadi kelumpuhan pada saraf cranial

i.   Keringat dingin

j.   Fotofobia (tidak tahan melihat sinar)

k.  Ketegangan pada daerah perut

l.   Halusinasi atau gangguan kesadaran


Pengobatan

Berikut ini merupakan cara – cara pengobatan penyakit HFMD:

1.   Istirahat yang cukup

2.   Pengobatan spesifik tidak ada, jadi hanya diberikan secara simptomatik saja berdasarkan keadaan klinis yang ada.

3.   Dapat diberikan:

4.   Immunoglobulin IV (IGIV), pada pasien imunokompromis atau neonatus

5.   Extracorporeal membrane oxygenation.

6.   Pengobatan simptomatik:

a.   Antiseptik di daerah mulut

b.   Antipiretik

c.   Analgesik misal parasetamol

d.   Antibiotika jika infeksi kulit

e.   Cairan cukup untuk dehidrasi yang disebabkan sulit minum dan  karena demam

f.   Pengobatan suportif lainnya

Penyakit ini merupakan self limiting diseases, yaitu penyakit yang dapat sembuh dengan sendirinya, dalam 7-10 hari.


Pencegahan

Cuci tangan dengan seksama Pastikan untuk mencuci tangan sering dan menyeluruh, terutama setelah menggunakan toilet atau mengganti popok. Dan sebelum menyiapkan makanan dan makan. Bila sabun dan air tidak tersedia, gunakan lap tangan atau gel diobati dengan membunuh kuman alkohol. Kalu perlu dalam keadaan seperti ini bila bersekolah dan bepergian ke tempat umum menyediakan tisu basah atau hand wash anti septik.


Disinfeksi Area publik. Bersihkan dengan cermat daerah area publik  dengan sabun dan air, lalu dengan larutan diencerkan pemutih klorin, sekitar 1/4 gelas (59 ml) dari pemutih untuk 1 galon (3,79 liter) air. Pusat perawatan anak harus mengikuti jadwal ketat pembersihan dan desinfeksi semua area umum, termasuk item bersama seperti mainan, karena virus dapat hidup di benda-benda ini selama berhari-hari. Bersihkan dot bayi Anda sering.


Ajarkan kebersihan yang baik. Tunjukkan anak Anda bagaimana untuk menerapkan kesehatan yang baik dan bagaimana menjaga diri mereka bersih.  Jelaskan kepada mereka  untuk tidak menempatkan jari, tangan atau benda lain di mulut mereka.


Mengisolasi orang menular. Karena infeksi ini sangat menular secara cepat maka harus dibatasi kontak terhadap orang lain. Hindari kontak erat seperti mencium, memeluk, atau berbagi peralatan makan atau gelas dengan orang yang terinfeksi. Hindari penderita infeksi KTM dari  penitipan anak atau sekolah sampai gejala demam hilang dan mulut luka telah sembuh.  Bila perlu anak tidak bersekolah selama satu minggu setelah timbul rash sampai panas hilang. Pasien sebenarnya tak perlu diasingkan karena ekskresi virus tetap berlangsung beberapa minggu setelah gejala hilang, yang penting menjaga kebersihan perorangan. Di Rumah sakit “Universal Precaution” harus dilaksanakan. Penyakit ini belum dapat dicegah dengan vaksin (Imunisasi)

No comments:

Post a Comment